Sulitnya Mengubah Budaya Gereja Untuk Menangani Krisis Pelecehan Seksual

By | 20 October 2021

Uskup baru keuskupan Crookston mengatakan pada hari Senin bahwa dia telah belajar pelajaran penting tentang bagaimana gereja Katolik Roma harus menanggapi pelecehan oleh para imam. Uskup Andrew Cozzens menggantikan Uskup Michael Hoeppner, yang mengundurkan diri awal tahun ini atas permintaan Paus Fransiskus setelah penyelidikan apakah dia menutupi pelecehan seksual di keuskupan Crookston.

Sulitnya Mengubah Budaya Gereja Untuk Menangani Krisis Pelecehan Seksual

Cozzens, yang memulai pekerjaan sebelumnya sebagai uskup pembantu di Keuskupan Agung St. Paul dan Minneapolis hanya beberapa hari sebelum penyelidikan pelecehan seksual di sana dipublikasikan, mengatakan dia melihat betapa sulitnya mengubah budaya gereja untuk menangani dengan krisis pelecehan seksual.

Dia menambahkan bahwa ini adalah waktu yang menantang bagi gereja dan korban pelecehan harus menjadi prioritas gereja, lapor Minnesota Public Radio News. “Korban sebenarnya adalah orang-orang yang harus paling kita pedulikan dalam krisis, dan bahwa gereja dapat benar-benar tumbuh menuju kesehatan, dan menjadi bagian dari solusi untuk masalah besar yang melanda seluruh masyarakat kita ini,” katanya.

Sudah banyak sekali bukti terjadinya kasus pelecehan seksual yang terjadi di gereja katolik. Dan ini di akui sendiri oleh Uskup Crookston. Dan jika kalian mengetahui kejadian pelecehan seksual di gereja katolik ini bahkan sudah pernah di angkat di salah satu film. Yang diangkat dari kejadian nyata tentang pelecehan seksual di gereja, dan ditutupi oleh para pihak gereja dan pemerintah. Dan kejadian ini pernah menjadi kejadian pelecehan seksual terkenal dan terbesar, yang melibatkan hampir seluruh gereja katolik di Amerika. Dan akhirnya setelah kejadian ini ditelusuri oleh suatu kantor surat kabar di daerah Amerika.

Akhirnya pelan-pelan para korban pelecehan seksual di gereja mulai memberanikan diri untuk menelepon kantor surat kabar tersebut dan memberikan kesaksian. Dan pada tahun pertama mereka menyelidiki kasus ini, sulit sekali untuk mengungkapkan, karena para korban juga takut untuk membuka suara. Tapi berkat kerja keras terkumpul 144 kesaksian akhirnya kasus tersebut berhasil di bawa ke pengadilan sampai ke Roma. Dan siapa sangka setelah 1 tahun lebih, Akhirnya terkumpul lebih dari 1000 laporan kekerasan seksual di gereja.